Para pecinta kuliner pasti tidak asing dengan Nasi Kebuli, hidangan ala Timur Tengah yang populer di Indonesia. Hidangan nasi ini berwarna kekuningan, bercita rasa gurih dengan aroma rempah-rempah yang khas dan disajikan dengan daging kambing. Penyajian Nasi Kebuli yang sangat kental dengan budaya Arab tak ayal membuat banyak orang mengira asal-usul Nasi Kebuli bukanlah dari Indonesia.
Faktanya, ada sejarah panjang di balik Nasi Kebuli yang berhubungan erat dengan masuknya budaya Timur Tengah di Indonesia melalui Jalur Sutra. Untuk mengetahui sejarah lengkapnya, Explorasa sudah menyiapkan artikel berikut ini.
Dari Mana Asal-usul Nasi Kebuli?
Bermula dari dibukanya Terusan Suez pada tahun 1862, para pedagang dari Hadramaut, Yaman, atau disebut juga kaum Hadrami, berbondong-bondong hijrah ke arah timur menuju nusantara untuk berniaga dan berdakwah.
Dilansir dari Ayobandung, kaum Hadrami sempat singgah lama di Gujarat, India sebelum masuk ke nusantara. Sebagai pendatang, kaum Hadrami tentu berinteraksi dengan budaya sekitar dan melakukan penyesuaian. Pada masa ini, mereka mulai mengganti kebiasaan makan yang awalnya mengkonsumsi roti gandum sebagai makanan pokok menjadi nasi basmati khas India.
Kemudian, kaum Hadrami melanjutkan perjalanan mereka menggunakan kapal-kapal dari Gujarat untuk sampai ke Pulau Jawa pada akhir abad ke-19. Mereka berdagang dan berdakwah, memperkenalkan tidak hanya agama tetapi juga budaya Timur Tengah ke penduduk lokal. Para pedagang pria Hadramaut yang kebanyakan datang tanpa pendamping perempuan pun menikahi penduduk asli sehingga terjadi peleburan budaya arab dan melayu, termasuk diantaranya adalah budaya kuliner.
Mirip dengan yang terjadi di Gujarat, kaum Hadrami tetap mengonsumsi makanan yang sesuai dengan selera lidah mereka (Ulung dan Deerona, 2014). Namun, mau tidak mau, mereka harus menyesuaikan dengan budaya dan ketersediaan bahan makanan di daerah sekitar. Proses akulturasi budaya kuliner arab dan nusantara ini menghasilkan hidangan lezat yang kita kenal sebagai Nasi Kebuli.
Nasi Kebuli adalah nasi yang dimasak menggunakan kaldu daging dan susu kambing, minyak samin, serta rempah-rempah khas Indonesia seperti kapulaga dan cengkeh. Secara karakter, Nasi Kebuli mendapatkan pengaruh besar dari Nasi Mandi dari Hadramaut.
Hidangan Nasi Kebuli pun menjadi populer dan banyak dikonsumsi di kampung-kampung Betawi peranakan Arab dan menyebar ke penjuru Indonesia. Jejak Nasi Kebuli bisa ditemukan di buku Lajang Panoentoen Bab Olah-olah yang ditulis oleh RA Kardinah, adik dari RA Kartini, berisi resep-resep yang gemar dimasak oleh RA Kartini dan keluarga. Bisa disimpulkan bahwa Nasi Kebuli menjadi salah satu makanan favorit para bangsawan Jawa di abad ke-20.
Perbedaan Nasi Kebuli dan Nasi Biryani

Secara sekilas, Nasi Kebuli dan Nasi Biryani terlihat sangat mirip. Kedua sajian ini memiliki nasi berwarna kekuningan, bercita rasa gurih, dan beraroma rempah-rempah. Padahal, kedua sajian ini sangat berbeda, terutama pada bagian sejarah dan cara pengolahan bahan-bahannya.
Seperti yang telah dibahas di atas, asal-usul Nasi Kebuli adalah proses akulturasi budaya kuliner Arab-Nusantara, dan dibuat oleh peranakan Arab yang tinggal di Indonesia. Bahan-bahan yang digunakan untuk memasak Nasi Kebuli adalah kaldu daging dan susu kambing, minyak samin, serta rempah-rempah seperti lada hitam, cengkih, ketumbar, jintan, kapulaga, kayu manis, dan pala. Rasa kapulaga menjadi rasa yang menonjol pada Nasi Kebuli. Selain itu, hidangan ini disajikan dengan asinan nanas dan kismis sebagai penyeimbang rasa manis, pedas, dan asam. Tidak lupa lauk dari daging kambing dan sambal goreng ati.
Sedangkan, Nasi Briyani berasal dari Asia Selatan (India dan Pakistan). Nama Biryani berasal dari bahasa Persia yang berarti goreng atau panggang. Cara memasak Nasi Biryani adalah dengan mencampurkan nasi setengah matang ke dalam bumbu yang telah dimasak di tempat terpisah. Sajian ini menggunakan kacang-kacangan, salam koja, ketumbar, daun mint, jahe, bawang Bombay, dan beberapa rempah lainnya sebagai bumbu. Rasa yang dominan dari Nasi Biryani berasal dari kunyit dan memiliki rasa pedas yang hangat, berbeda dengan rasa pedas pada masakan Indonesia.
Kapan Nasi Kebuli dihidangkan?
Dilatar belakangi peleburan budaya kaum Hadrami yang datang ke Indonesia untuk berdakwah, Nasi Kebuli menjadi menu populer pada perayaan-perayaan keagamaan Islam. Dalam budaya Betawi sendiri, Nasi Kebuli menjadi hidangan wajib saat perayaan Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, Nasi Kebuli juga pernah menjadi menu pilihan Presiden Jokowi dan pihak Istana Negara saat menyambut tamu kehormatan negara dari Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Hidangan asli Indonesia ini dipilih karena memiliki citarasa yang mirip dengan hidangan-hidangan di Timur Tengah.
Dari ulasan seputar asal-usul Nasi Kebuli kali ini, kita bisa menyimpulkan bahwa hidangan lezat ini berasal dari Indonesia dan merupakan hasil akulturasi budaya Arab dan nusantara. Karenanya, kita masih bisa merasakan dan mencium aroma khas makanan Timur Tengah pada Nasi Kebuli. Selain itu, Nasi Kebuli memiliki rasa kapulaga yang dominan sebagai pembeda dari Nasi Biryani yang berasal dari Asia Selatan.
Saat ini, Nasi Kebuli sudah berkembang menjadi beberapa macam menu yang bahannya sudah disesuaikan dengan selera lokal masyarakat Indonesia. Seperti nasi kebuli ayam, nasi kebuli sapi, nasi goreng kebuli, dan banyak lagi. Kalau kalian penasaran terhadap rasa nasi kebuli, Explorasa sudah menyediakan berbagai resep nasi kebuli dan rekomendasi tempat makannya. Yuk, dibaca!